Jakarta, Kabapadang – Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Amerika Serikat (AS) mulai membahas rencana kerjasama tentang tata kelola dan pengembangan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI). Langkah ini sebagai bagian dari upaya mengembangkan ekosistem AI di Tanah Air.
“Hari ini saya melakukan bilateral meeting dengan Dr Seth Center dari Amerika Serikat selaku US Acting Special Envoy for Critical and Emerging Technology,” ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait Forum Global UNESCO tentang Etika AI di Brdo Congress Centre, Slovenia, dilansir Kabapadang, Selasa (6/2/2024).
Dia menambahkan “Kita bicara bagaimana Tata Kelola AI yang sedang berlangsung di Amerika dan sejumlah persoalan Tata Kelola kecerdasan buatan secara global.”
Wamen Nezar mengatakan, komitmen Indonesia dalam mengembangkan teknologi AI memerlukan dukungan kerja sama dengan negara besar seperti AS.
Dalam memperoleh dukungan untuk meningkatkan transfer pengetahuan dan keterampilan tersebut, Indonesia memanfaatkan event-event internasional, termasuk Forum Global UNESCO ini.
“Saya kira ini kesempatan yang baik juga untuk mempertajam, memperkuat, dan mendorong lebih maju lagi transfer pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan AI ini dengan negara-negara besar seperti Amerika,” jelasnya.
Menurut Wamenkominfo, Indonesia dan AS telah menjalin hubungan kerja sama erat di bidang digital dalam beberapa tahun terakhir. Di antaranya adalah kerja sama mengenai pengembangan sumberdaya manusia atau talenta digital dalam program Digital talent Scholarship (DTS).
“Kominfo sudah ada Program Digital Talent Scholarship yang bekerjasama dengan sejumlah universitas di Amerika Serikat. Diantaranya dengan Stanford University, Institut Teknologi Massachusetts (MIT), dan Harvard University,” tutur dia.
Untuk informasi, Program DTS merupakan salah satu pelatihan unggulan Kementerian Kominfo untuk melatih kemampuan dan pengembangan kompetensi talenta digital di level intermediate.
Program yang dirilis pada 2018 ini ditargetkan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa di era Industri 4.0, serta mampu memenuhi kebutuhan tenaga terampil di bidang teknologi.
Baca juga:
Dalam Program DTS terdapat Fresh Graduate Academy, Vocational School Graduate Academy, Thematic Academy, Professional Academy, Government Transformation Academy, Digital Entrepreneurship Academy, Talent Scouting Academy (TSA). [isr]