Padang, KabaPadang – Ajax Amsterdam memiliki akademi sepakbola yang dikenal sebagai “Sportkomplex De Toekomst” atau “The Future,” telah menjadi titik keberhasilan yang tidak terbatas dalam dunia sepak bola.
Akademi ini memiliki 13 tim yang mencakup usia dari 7 hingga 18 tahun yang memberikan lebih dari sekadar fasilitas latihan kelas dunia, mereka memberikan program pelatihan yang sangat unik dan efektif.
Terletak di kompleks olahraga yang luas sebanyak 98 lapangan berstandar internasional, Sportkomplex De Toekomst menyediakan berbagai fasilitas canggih seperti ruang gym, ruang tutor, ruang ganti, dan ruang pelatih.
Selain itu, ada juga kafe dan fasilitas tambahan lainnya yang mendukung perkembangan pemain muda.
Ajax Amsterdam mengintegrasikan kemegahan fasilitasnya dengan program latihan berkualitas tinggi yang dirancang oleh pelatih terbaik.
Program ini mengajarkan teknik dan teori permainan sepak bola melalui metode ilmiah. Pemain dilatih untuk meningkatkan kecepatan, kemampuan dribbling, sundulan, dan tembakan, serta mengembangkan kreativitas dalam bermain.
Bukan semua anak-anak dapat bergabung dengan akademi ini. Mereka dipantau selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, sebelum akhirnya diundang untuk mengikuti trial bersama klub. Tim kepelatihan Ajax memiliki catatan rinci tentang perkembangan tiap pemain di akademi mereka.
Ajax Amsterdam merupakan pelopor model kepelatihan modern yang dikenal dengan sebutan TIPS, sebuah akronim dari:
- T untuk Teknik (Technique)
- I untuk Pemahaman (Insight)
- P untuk Kepribadian (Personality)
- S untuk Kecepatan (Speed)
Pemain-pemain muda yang berhasil menyerap pelatihan di akademi ini sering kali mendapatkan promosi ke tim utama Ajax.
Beberapa nama besar seperti Matthijs de Ligt dan Frenkie de Jong adalah contoh nyata dari keberhasilan akademi ini. Keduanya telah berada di akademi sejak usia sembilan tahun sebelum akhirnya dijual ke klub besar lainnya.
Ajax Amsterdam telah lama memiliki kepercayaan diri dalam menjual bintang-bintang mudanya. Akademi mereka selalu mampu menghasilkan pemain hebat yang siap menggantikan mereka yang pergi. Meskipun kehilangan pemain bintang seperti Frenkie de Jong bisa menjadi bencana bagi klub lain, hal itu tidak berlaku bagi Ajax.
Baca juga : Nilmaizar: Liga Anak Harus Dilanjutkan!
Model bisnis mereka justru dirancang untuk mengembangkan pemain bintang dan menjual mereka, lalu kembali mencari lebih banyak pemain berbakat dengan dana hasil penjualan tersebut. Proses ini telah berlangsung selama puluhan tahun, dari era Johan Cruyff hingga era Frenkie de Jong.
Baca juga :
Dengan sistem pelatihan dan pengembangan yang luar biasa, Ajax Amsterdam terus membuktikan diri sebagai salah satu akademi sepak bola terbaik di dunia, menghasilkan talenta-talenta yang siap bersinar di kancah internasional.[R9/Kpd]
Baca juga berita lainnya Kabapedia Network di Kabapedia.com